Perang Indonesia vs China Makin Terbuka Dengan Alasan Yang Tertutup !!!
Jalanya Perang terbuka dimulai dengan Indonesia melarang masuknya barang2 Cina dengan alasan2 yang tertutup. Kemudian dibalas Cina dengan cara yang sama. Tapi Indonesia Menuduh Cina melarang masuknya barang2 Indonesia dengan alasan yang enggak masuk akal karena pasaran Indonesia bukan cuma Cina. Kembali dijawab Cina juga dengan jawaban yang sama bahwa barang2 Cina masuk keseluruh dunia lebih banyak dari barang2 Indonesia sehingga lebih enggak masuk akal lagi barang Cina dilarang masuk. Permusuhan terselubung dan kebencian orang2 Indonesia memang dimulai dari kepercayaan agama Islam, karena pada umumnya orang2 Cina menolak menyembah Allah, mereka tetap percaya bahwa hidup manusia tergantung dewa Giam Loo-Ong. Untuk memaksakan orang2 Cina bersedia masuk Islam, maka direkayasalahlah bencana hanya kepada keturunan Cina Indonesia se-olah2 karena murka Allah. Toko2 Cina dijarah, amoynya diperkosa, laki2 dibunuh, motor dan mobil dirampas dan ada yang dibakar. Pelaku2nya kemudian dituduh orang2 Kristen yang mau menodai agama Islam. Gereja2 milik keturunan Cina dibakari, pendeta2nya keturunan Cina dibakar hidup2. Alasannya karena Amerika itu Kristen dan kafir tak ada kaitannya dengan diskriminasi terhadap keturunan Cina. Untuk meyakinkan dan menunjukkan sikap bersahabat dengan pihak cina, maka MUI mengeluarkan fatwa mengharamkan mengucapkan Selamat Natal, tapi menghalalkan perayaan tarian Barongsai untuk penyembahan dewa2 Cina. Kemelut riot terhadap keturunan orang2 Sipit berAkibatnya, Singapore dan seluruh Asia menghentikan pengiriman semua bahan baku obat2an dan bahan makanan ke Indonesia, terjadilah krisis ekonomi, korupsi dan kelaparan. Gus Dur naik jadi presiden, dia berkunjung kenegeri paman Mao minta maaf sambil minta bantuan. Gus Dur berjanji akan mencegah terulangnya diskriminasi Cina di Indonesia dan akan menangkap maupun mengadali pelaku2 sebelumnya. Cina merasa lega menerima janji Gus Dur, dan memberi bantuan Mocin2 yang kemudian oleh Gus Dur disebarkan diseluruh Indonesia dimana anggauta2 NU mendadak menjadi pebisnis showroom Mocin maupun pemilik2 assembly plan Mocin2 ini. Semua anggauta NU menjadi kaya raya, tetapi janjinya kepada Cina terlupakan. Untuk menjaga hubungan dengan Cina dilaporkanlah bahwa permerkosaan massal tidak berbukti terjadi. Mendadak, Honda Motor di Indonesia yang juga sahamnya dimiliki oleh keturunan Cina mendadak menuntut Mocin2 Cina yang dituduhnya melanggar copyright karena Model kesemuanya 100% jiplakan Honda, akhirnya Mocin di Indonesia kocar kacir. Disusul dengan kejadian ini, Gus Dur dijatuhkan tersungkur dari kedudukan presiden karena dia gagal mengambil dana milik pegawai Bulog yang bukan dibawah kekuasaannya. Namun sebagai ulama Islam yang terlatih dalam silat lidah, Gus Dur membuktikan bahwa bukan dia pelakunya tapi tukang pijetnya. Sesuai dengan definisinya, "Mencuri" adalah mengambil sesuatu yang berada dibawah hak kekuasaan orang lain bukan kekuasaan dirinya. Sebaliknya "Korupsi" adalah mengambil sesuat yang berada dibawah hak kekuasaannya bukan dibawah hak kekuasaan orang lain. Jadi dalam kasus uang bulog yang diambil Gus Dur melalui tukang pijetnya merupakan kasus "Mencuri" karena uang bulog itu bukan berada dibawah hak kekuasaannya, apalagi yang disuruh mengambil itu lebih2 lagi hanyalah tukang pijetnya saja. Oleh karena itu, Gus Dur tidak bisa dipenjara karena dia dituduh Korupsi, padahal pasal korupsi perdefinisi tidak cocok. Namun Gus Dur tetap kena impeach karena dia mendelegasikan tugas presiden ke tukang pijet yang memanfaatkan kebutaan sang presiden. Jatuhnya Gus Dur disusul juga jatuhnya hubungan dagang cina dengan Indonesia akibat Mocin2 tidak lagi bisa bebas masuk ke Indonesia. Turunnya perdagangan Cina Indonesia, mendorong Indonesia meningkatkan pasarannya di Timur Tengah, dan yang paling menguntungkan adalah Arab Saudia. Tapi inipun mengalami nasib naas, Arab Saudia melarang pesawat penumpang Indonesia terbang kewilayahnya, terpaksa Indonesia juga membalasnya. Tentu saja membalas tindakan Arab Saudia bukanlah merugikan Arab Saudia melainkan menambah terjerumuskan pasaran export Indonesia. Rupa2nya analis2 ekonomi Indonesia mengira untuk meningkatkan aktivitas ekonomi Indonesia dibutuhkan agresivitas yang cepat mendahului saingan sebelum didahului. Kalo Arab Saudia berhasil menddahului melarang pesawat Indonesia terbang kesana, maka belajar dari pengalaman ini, maka Menteri Ekonomi Indonesia menempuh langkah yang sama, mendahului melarang masuknya barang2 Cina. Tak pernah terpikir bahwa cina bisa membalasnya dengan cara yang sama seperti Indonesia membalas kepada Arab Saudia. Menteri ekonomi Indonesia tetap bingung dan terus meneliti sebabnya kenapa Arab Saudia duluan melarang menyebabkan Indonesia rugi, sebaliknya juga kenapa Indonesia yang duluan melarang barang Cina tetapi juga Inodonesia lebih rugi lagi. Untuk menjawab teka teki inilah, Indonesia mengusulkan agar diadakan pertemuan antara Menteri ekonomi Cina dan Menteri Ekonomi Indonesia untuk membicarakan jimat2 apa atau mantera2 apa yang digunakan Cina sehingga selalu untung terus. Apakah Perang Cina vs Indonesia bisa di analogikan seperti halnya Perang antara Allah vs Giam Loo-Ong ??? Yaaah.... serba salah, Islam sebagai Syariah memaksakan tujuan yang semuanya harus Islamiah. Makanan Cina dari pabrik2 Cina tidak mendapatkan label halal dari MUI karena MUI dilarang membuka cabang di Cina. Juga Cina menolak mengimport Syariah ataupun label Halal dari Indonesia. Barang Cina yang masuk ke Indonesia tidak ada yang Islamiah, padahal semua produk Indonesia yang dikirim ke Cina semuanya sangatlah Islamiah meskipun tidak ada umat Islam di Cina yang mengkonsumsinya.
0 komentar:
Posting Komentar